Kamis, 23 Maret 2017

Wisata Bali

Keselarasan dan Toleransi
Salah satu ajarannya yang paling agung ialah sikap toleransi keberagamaan dan keselarasan universal. Para Rsi dimasa dulu telah banyak menemukan bahwa terdapat banyak sekali cara untuk mencapai sebuah kenyataan mutlak dengan cara yang berbeda-beda pula. Para Rsi tersebut menyebutnya dalam kitab Rg Weda: “Ekam sat viprah bahudha vadanti“, artiya “Kebenaran itu adalah satu, hanya orang bijaksana yang menyebutnya dengan banyak nama“.
Kesucian Seseorang
Dalam pandangan Hindu setiap individu itu memiliki intisari yang sama dengan Tuhan. Setiap individu tidak memandang adanya perbedaan dengan individu lain tetapi dalam kenyataan “atman” (roh atau jiwa) yang bersatu di dalam tubuh atau fisik. Atman yang merupakan pusat spiritual dalam tubuh manusia adalah sumber dari pengetahuan, kekuatan, cinta kasih, dan kemurnian yang tidak ada batasnya. Menurut pandangan predominan Hindu, atman yang sama berada dalam semua makhluk hidup termasuk hewan dan tumbuhan.
Doa Universal
Hal lain yang utama dalam agama Hindu adalah keuniversalan dari doanya. Umat Hindu berdoa untuk semua makhluk, dan dari doa tertentu yang dinyanyikan setiap hari oleh jutaan umat Hindu pada akhir doa atau upacara keagamaan, yang berbunyi: “Semoga semua manusia berbahagia; semoga semua manusia sehat selalu; semoga semua manusia mendapatkan kemakmuran; semoga tidak ada seorangpun yang menderita“.

sumber; http://bali.panduanwisata.id/pura-hindu-bali/agama-hindu-sebagai-keyakinan-mayoritas-masyarakat-bali/
Share:

Agama Hindu Sebagai Keyakinan Mayoritas Masyarakat Bali

Mayoritas masyarakat di Tanah Dewata memiliki kepercayaan Hindu. Sebagaimana diketahui banyak orang bahwa agama Hindu ini disebut-sebut sebagai agama yang tertua di dunia yang berasal dari Wahyu Tuhan kepada para Rsi di India di tempo dulu.
Ajaran Hindu merupakan sebuah anutan yang mengutamakan keselarasan yang bernilai kedamaian universal dengan memandang bahwa setiap manusia berada dalam atap kekeluargaan yang besar. Kitab umat Hindu ialah Weda yang merupakan ungkapan prinsip-prinsip universal yang erat hubungannya dengan nilai moral dan spiritual. Hal-hal yang utama dalam pemikiran agama Hindu yang berkontribusi pada pandangan universal


sumber; http://bali.panduanwisata.id/pura-hindu-bali/agama-hindu-sebagai-keyakinan-mayoritas-masyarakat-bali/
Share:

Sejarah Perkembangan Agama Hindu (page3)

Sejak awal kita dapatkan informasi tentang struktur masyarakat Àrya yang menempatkan kedudukan pertama bagi para Bràhmaóa dan Kûatrìya, Vaiûya melaksanakan kebebasan untuk bertani, beternak, sebagai artis dan berdagang, dan Úudra menyediakan tenaga dan pelayanannya kepada semua orang. Di luar struktur ini terdapat penduduk asli, yang nantinya berasimilasi secara alami. Demikian juga masalah perbudakan kita temukan dalam sejarah India Kuno. Para Bràhmaóa adalah pelaksana Yajña, upacara korban yang sangat penting. 

Mantra-mantra pemujaan senantiasa berhubungan dengan Yajña dan diwariskan turun temurun secara lisan dari generasi ke generasi berikutnya, dan dipertahankan dari pengaruh luar. Tradisi agama yang tersimpan dalam Itihàsa dan Puràóa dikenal adanya mùrti (arca) dan maóðir (pura), mujizat (keajaiaban), mitologi dan hal ini sangat populer dan kadang-kadang menggantikan agama Veda. Upacara Veda hingga kini  berlangsung dalam bentuk yang berbeda-beda. Namun kenyataannya dalam tradisi upacara korban nampak pengaruh local, dilaksanakan dan mendomonasi lingkup agama Hindu.

Di dalam kitab-kitab Puràóa disebutkan Åûi Agastya, seorang missionaris dari bangsa Àrya yang bertanggung jawab dalam penyebaran agama Hindu di India Selatan. Pengaruh Hindu selanjutnya berkembang sampai Asia Tenggara dan Indonesia selama masa keemasan India. Meskipun untuk beberapa abad agama Buddha dan jaina juga mengklaim banyak pengikut dan berkembang di bawah patron  raja dinasti Gupta di India Utara dan Pallava di Selatan, namun tersapu bersih  oleh supremasi agama Hindu. Para Bràhmaóa yang memegang tradisi Veda, teristimewa filsafat Vedànta berhasil memenuhi keinginan masyarakat dengan memberikan berbagai jalan  melalui berbagai Sampradaya atau sekta seperti Úaiva, Vaiûóava dan terakhir adalah Úakta. Demikianlah secara teratur  gerakan missionaris (Dharmadùta) menyebar luaskan berbagai kitab seperti Bhagavadgìta, Ràmàyaóa dan Bhàgavata Puràóa.  Secara geografis Úaiva dominan di India Selatan, Vaiûóava berkembang di Utara, sementara itu di Bengal (Benggala) , Assam dan Orissa berkembang  pesat Úakta dan pengaruh yang terakhir ini sampai ke Indonesia dan khususnya Bali. Upacara dan perayaan Galungan mengingatkan perayaan Durgàpùjà di India


sumber;http://hindu-bersamabligembul.blogspot.co.id/2014/05/sejarah-perkembangan-agama-hindu-page3.html
Share:

SEJARAH PERKEMBANGAN AGAMA HINDU DI BALI

Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang multikultur yang terdiri dari berbagai macam suku, Agama, Ras dan Adat istiadat. Sebagaimana yang tertuang di dalam pembukaan UUD 1945 dan Batang tubuh UUD 1945 khususnya pasal 29 ayat 1 dan 2 mengandung makna bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa dan Negara yang berdasar atas ketuhanan, hal ini berarti bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang religious yang mengakui adanya keyakinan terhadap agama dan system kepercayaan.
 Manusia sebagai makluk yang memiliki akal dikatakan sebagai maklhuk berbeudaya. Manusia sebagai makhluk yang berbudaya karena perilakunya sebagian besar dikendalikan oleh budi atau akalnya. Budaya merupakan cipta, rasa dan karsa sedangkan kebudayaan berarti hasil dari cipta, rasa, dan karsa itu sendiri (Djokowidagdo: 18). Koentjaraningrat mendefinisikan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan manusia dari kelakuan dan hasil kelakuan yang teratur oleh tata kelakuan yang harus didapatnya dengan belajar dan yang semuanya tersusun dalam kebudayaan masyarakat (Djoko Widagdo: 19-20). Sesuatu hal dikatakan sebagai kebudayaan tentunya akan memiliki unsur, bentuk dan sifat. Sebuah kebudayaan itu memiliki unsur-unsur yang bersifat universal yaitu: sistem religi dan upcara keagamaan, sistem organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, sistem mata pencaharian hidup, sistem teknologi dan peralatan, bahasa dan kesenian.
Sebagai bagian dari unsure budaya system kepercayaan di Indonesia sudah berkembang sebelum masuknya pengaruh agama-agama besar di dunia. Dalam perkembangan sejarahnya system kepercayaan di Indonesia yang mendapat pengaruh kebudayaan india khususnya kebudayaan hindu yang mempengaruhi Indonesia. 
 
sumber; http://faktasejati.blogspot.co.id/2014/10/sejarah-perkembangan-agama-hindu-di-bali.html
Share:

Agama Hindu di Bali

Agama Hindu Dharma di Bali adalah agama yang sangat terjalin dengan seni dan ritual, dan lebih tidak ketat diatur oleh kitab suci, hukum, dan keyakinan. Agama Hindu Bali tidak memiliki penekanan tradisional agama Hindu pada siklus kelahiran kembali dan reinkarnasi, melainkan berkaitan dengan banyak sekali "hyang", sukma leluhur. Seperti halnya kebatinan, dewa-dewi ini dianggap mampu melahirkan kebaikan atau merugikan. Masyarakat Hindu di Bali sangat menekankan ritual-ritual perdamaian yang dramatis dan estetis terhadap para "hyang". Ritual-ritual ini dilakukan di situs-situs candi dan pura yang tersebar di seluruh desa dan di pedesaan.
Tempat bersembahyang atau kuil di agama Hindu Bali disebut Pura, dan tidak seperti mandir gaya Hindustan yang menjulang tinggi dengan ruang interior, kuil Bali dirancang sebagai tempat bersembahyang di udara terbuka dalam dinding tertutup, dihubungkan dengan serangkaian gerbang yang dihiasi secara rumit untuk mencapai bagian ruang terbukanya. Masing-masing kuil ini memiliki keanggotaan yang kurang lebih tetap; dimana setiap orang Bali adalah bagian dari sebuah kuil berdasarkan keturunan, tempat tinggal, atau wahyu mistis. Beberapa kuil juga terdapat dalam rumah keluarga (juga disebut "banjar" di Bali), yang lain terletak di sawah, dan yang lain terletak di lokasi geografis yang terkenal (tebing pantai, gunung, dsb).
Ritualisasi tindakan mengendalikan diri (atau ketiadaan) adalah corak penting dari ekspresi keagamaan di kalangan masyarakat Hindu Bali, yang karena alasan ini telah menjadi terkenal karena perilaku anggun dan sopan mereka. Misalnya salah satu upacara penting di sebuah kuil Hindu di desa memiliki penampilan spesial sendratari (seni drama-tari), pertempuran antara mitos karakter Rangda sang penyihir (mewakili adharma, seperti ketiadaan keteraturan) dan Barong sang pelindung (umumnya seperti singa, mewakili dharma), di mana para pemain mengalami kerasukan dan mencoba menusuk diri dengan senjata tajam (umumnya keris). Drama-tari ini umumnya tampak selesai tanpa akhir, tidak ada pihak yang menang, karena tujuan utamanya adalah untuk mengembalikan keseimbangan.
Ritual siklus kehidupan juga merupakan alasan penting bagi ekspresi keagamaan dan tampilan artistik di warga Hindu Bali. Upacara saat pubertas, pernikahan, dan , terutama kremasi pada saat kematian memberikan kesempatan bagi warga Hindu Bali untuk mengkomunikasikan ide-ide mereka tentang masyarakat, status, dan alam baka. (Industri pariwisata tidak hanya telah mendukung adanya upacara kremasi yang spektakuler di kalangan warga Bali yang sederhana, tetapi juga telah menciptakan permintaan yang lebih besar untuk upacara tersebut.)
Seorang pendeta Hindu tidak berafiliasi dengan kuil Hindu manapun, tetapi bertindak sebagai pemimpin spiritual dan penasehat setiap keluarga di berbagai desa yang tersebar di pulau Bali. Pendeta Hindu ini dikonsultasi disaat upacara yang memerlukan air suci dilakukan. Pada kesempatan lain, juru sembuh atau pengobat tradisional dapat disewa.
Agama Hindu Bali juga meliputi keyakinan agama Tabuh Rah, sabung ayam bersifat keagamaan di mana ayam jago digunakan dalam adat keagamaan dengan memungkinkannya bertarung melawan ayam jago lain dalam sebuah upacara sabung ayam keagamaan Hindu Bali, sebuah bentuk persembahan hewan. Pertumpahan darah dalam Tabuh Rah diperlukan sebagai pemurnian untuk menenangkan roh-roh jahat bhuta dan kala, dan dan untuk memohon hasil panen yang baik. Ritual sabung ayam ini biasanya berlangsung di luar kuil Hindu dan juga mengikuti ritual yang kuno dan kompleks sebagaimana tercantum dalam naskah lontar Hindu suci.[6


sumber; https://id.wikipedia.org/wiki/Agama_Hindu_di_Nusantara
Share:

Pengertian dan Macam-Macam Agama di Indonesia

eberapa agama. Pengertian agama itu sendiri, berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.

Agama yang diakui di Indonesia ada 6 yakni Agama Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha dan Kong Hu Cu. Berikut ini macam jenis agama di Indonesia dan penjelasannya:

Agama Islam
Agama Islam diperkirakan masuk ke Indonesia sekitar 1400 tahun yang lalu. Pendiri dari agama ini adalah Nabi Muhammad SAW. Agama ini memiliki kitab suci yang disebut dengan Al-Qur’an. Orang-orang yang beragama islam dapat beribadah di tempat ibadah yang diberi nama dengan masjid. Hari besar keagamaannya adalah Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Idul Adha, Tahun Baru Hijrah, Isra’ Mi’raj.

Agama Kristen Protestan
Agama Kristen Protestan diperkirakan masuk ke Indonesia sekitar 2000 tahun yang lalu. Pendiri dari agama ini adalah Yesus Kristus. Agama ini memiliki kitab suci yang disebut dengan Alkitab. Orang-orang yang beragama ini dapat beribadah di tempat ibadah yang diberi nama dengan Gereja. Hari besar keagamaannya adalah Hari Natal, Hari Jumat Agung, Hari Paskah, Kenaikan Isa Almasih

Agama Katolik
Agama Katolik diperkirakan masuk ke Indonesia sekitar 2000 tahun yang lalu. Pendiri dari agama ini adalah Yesus Kristus. Agama ini memiliki kitab suci yang disebut dengan Alkitab. Orang-orang yang beragama ini dapat beribadah di tempat ibadah yang diberi nama dengan Gereja. Hari besar keagamaannya adalah Hari Natal, Hari Jumat Agung, Hari Paskah, Kenaikan Isa Almasih

Agama Hindu
Agama Kristen Protestan diperkirakan masuk ke Indonesia sekitar 3000 tahun yang lalu. Pendiri dari agama ini samap saat ini belum diketahui. Agama ini memiliki kitab suci yang disebut dengan Weda. Tempat ibdahnya adalah Pura. Hari besar keagamaannya adalah Hari Nyepi, Hari Saraswati, Hari Pagerwesi

Agama Buddha
Agama Budha diperkirakan masuk ke Indonesia sekitar 2500 tahun yang lalu. Pendiri dari agama ini adalah Siddharta Gautama. Agama ini memiliki kitab suci yang disebut dengan Tri Pitaka. Orang-orang yang beragama ini dapat beribadah di tempat ibadah yang diberi nama dengan Vihara. Hari besar keagamaannya adalah Hari Waisak, Hari Asadha, Hari Kathina.

Agama Kong Hu Cu
Agama Budha diperkirakan masuk ke Indonesia sekitar 2500 tahun yang lalu. Pendiri dari agama ini adalah Kong Hu Cu. Agama ini memiliki kitab suci yang disebut dengan Si Shu Wu Ching . Orang-orang yang beragama ini dapat beribadah di tempat ibadah yang diberi nama dengan : Li Tang / Klenteng. Hari besar keagamaannya adalah Tahun Baru Imlek, Cap Go Meh


sumber;http://contohpengertian.blogspot.co.id/2014/04/pengertian-dan-macam-macam-agama-di.html
Share:

Macam-Macam Agama di Indonesia dan Penjelasannya

1. Agama Islam

  • Merupakan sebuah agama di Indonesia dengan jumlah penganut terbesar di Negeri ini.
  • Kitab Suci Agama Islam adalah Al-Qur’an.
  • Agama Islam disebarkan pertama kali oleh Nabi Muhammad SAW.
  • Agama ini muncul sekitar 1400-an tahun yang lalu.
  • Tempat Ibadah Agama Islam adalah Masjid.
  • Hari raya atau hari besar keagamaan Umat Islam yaitu antara lain : Muharram, Asyura, Maulud Nabi, Isra’ Mi’raj, Nuzurul Qur’an, Idul Fitri, Idul Adha, dan Tahun Baru Hijriah.

2. Agama Kristen 

  • Merupakan salah satu agama di Indonesia yang diakui oleh pemerintah.
  • Kitab Suci Agama Kristen adala Injil.
  • Agama ini disebarkan oleh Isa Al Masih/ Yesus Kristus.
  • Awal mula munculnya agama ini sekitar 2000 tahun yang lalu.
  • Tempat ibadah Agama Kristen adalah Gereja.
  • Hari-hari besar umat Kristen yaitu Natal, Jumat Agung, Paskah, Kenaikan Isa Al Masih, Pantekosta.

3. Agama Katolik

  • Merupakan salah satu agama di Indonesia yang diakui oleh pemerintah.
  • Kitab Suci Agama Kristen adala Injil.
  • Agama ini disebarkan oleh Isa Al Masih/ Yesus Kristus atau Bunda Maria.
  • Awal mula munculnya agama ini sekitar 2000 tahun yang lalu.
  • Tempat ibadah Agama Kristen adalah Gereja.
  • Hari-hari besar umat Kristen yaitu Natal, Jumat Agung, Paskah, Kenaikan Isa Al Masih, Pantekosta.

4. Agama Hindu

  • Merupakan salah satu agama di Indonesia yang diakui oleh pemerintah dan populer di pulau Bali.
  • Kitab Suci Agama Hindu adalah Weda.
  • Agama ini disebarkan oeh Santana Dharma.
  • Awal mula Agama ini muncul sejak jama Prasejarah.
  • Tempat ibadah Agama Hindu adalah Pura.
  • Hari-hari besar agama Hindu yaitu Nyepi, Saraswati, Pagerwesi, Galungan, dan Kuningan.

5. Agama Buddha

  • Merupakan salah satu agama di Indonesia yang diakui oleh pemerintah Indonesia.
  • Kitab Suci Agama Buddha adalah Tripitaka.
  • Awal mula agama ini disebarkan oleh Sidharta Gautama.
  • Agama Buddha muncul sekitar 2500 tahun yang lalu.
  • Tempat Ibadah Agma Buddha adalah Vihara.
  • Hari-hari besar keagamaan umat Buddha yaitu Waisak dan Katina.

6. Agama Kong Hu Cu

  • Merupakan salah satu agama di Indonesia yang diakui oleh pemerintah.
  • Muncul karena banyak etnis Tionghoa yang tinggal di Indonesia.
  • Awal mula munculnya Agama Kong Hu Cu sekitar 5 abad sebelum masehi.
  • Kitab Suci Agama Kong Hu Cu adalah Wu Ching dan Shing Shu.
  • Hari-hari besar agama Kong Hu Cu kita kenal dengan Imlek.

sumber; http://www.klikpengetahuan.com/macam-macam-agama-indonesia-dan-penjelasannya/
Share:

flag counter

Flag Counter
Diberdayakan oleh Blogger.

Recent Posts

Pirate Skull Surfboard

Unordered List

Pirate Skull Surfboard

Pages