Sejak
awal kita dapatkan informasi tentang struktur masyarakat Àrya yang
menempatkan kedudukan pertama bagi para Bràhmaóa dan Kûatrìya, Vaiûya
melaksanakan kebebasan untuk bertani, beternak, sebagai artis dan
berdagang, dan Úudra menyediakan tenaga dan pelayanannya kepada semua
orang. Di luar struktur ini terdapat penduduk asli, yang nantinya
berasimilasi secara alami. Demikian juga masalah perbudakan kita temukan
dalam sejarah India Kuno. Para Bràhmaóa adalah pelaksana Yajña, upacara
korban yang sangat penting.
Mantra-mantra pemujaan senantiasa
berhubungan dengan Yajña dan diwariskan turun temurun secara lisan dari
generasi ke generasi berikutnya, dan dipertahankan dari pengaruh luar.
Tradisi agama yang tersimpan dalam Itihàsa dan Puràóa dikenal adanya
mùrti (arca) dan maóðir (pura), mujizat (keajaiaban), mitologi dan hal
ini sangat populer dan kadang-kadang menggantikan agama Veda. Upacara
Veda hingga kini berlangsung dalam bentuk yang berbeda-beda. Namun
kenyataannya dalam tradisi upacara korban nampak pengaruh local,
dilaksanakan dan mendomonasi lingkup agama Hindu.
Di dalam
kitab-kitab Puràóa disebutkan Åûi Agastya, seorang missionaris dari
bangsa Àrya yang bertanggung jawab dalam penyebaran agama Hindu di India
Selatan. Pengaruh Hindu selanjutnya berkembang sampai Asia Tenggara dan
Indonesia selama masa keemasan India. Meskipun untuk beberapa abad
agama Buddha dan jaina juga mengklaim banyak pengikut dan berkembang di
bawah patron raja dinasti Gupta di India Utara dan Pallava di Selatan,
namun tersapu bersih oleh supremasi agama Hindu. Para Bràhmaóa yang
memegang tradisi Veda, teristimewa filsafat Vedànta berhasil memenuhi
keinginan masyarakat dengan memberikan berbagai jalan melalui berbagai
Sampradaya atau sekta seperti Úaiva, Vaiûóava dan terakhir adalah Úakta.
Demikianlah secara teratur gerakan missionaris (Dharmadùta) menyebar
luaskan berbagai kitab seperti Bhagavadgìta, Ràmàyaóa dan Bhàgavata
Puràóa. Secara geografis Úaiva dominan di India Selatan, Vaiûóava
berkembang di Utara, sementara itu di Bengal (Benggala) , Assam dan
Orissa berkembang pesat Úakta dan pengaruh yang terakhir ini sampai ke
Indonesia dan khususnya Bali. Upacara dan perayaan Galungan mengingatkan
perayaan Durgàpùjà di India
sumber;http://hindu-bersamabligembul.blogspot.co.id/2014/05/sejarah-perkembangan-agama-hindu-page3.html
0 komentar:
Posting Komentar